Sebentar lagi kita akan merayakan Idul Adha atau Idul Kurban. Jutaan Muslim dari selurh dunia menunaikan puncak ibadah haji. Kita yang tidak berada di Arab Saudi, disunahkan beribadah kurban, sebagai tanda syukur sekaligus mendekatkan diri (taqorub) kepada Alloh SWT dan berbagi dangan sesama.
Ibadah kurban mengandung banyak hikmah, seperti simbol kerelaan berkorban apa saja demi menunjukan kecintaan kepada Alloh SWT. Yang sampai kepada Alloh AWT adalah niat, motif dan ketaqwaan, bukan daging dan darah hewan yang kita kurbankan. Menurut hadits daging dan darah itu akan menjadi saksi di hari perhitungan (yaumul hisab)
Ibadah kurban menjadikan Idul Adha sebagai Hari Raya Umat Islam yang berdimensi sosial kemasyarakatan.para mustahik akan menerima daging-daging dengan suka cita.
Kurban merupakan amalan yang paling dicintai Alloh SWT. “tidak ada suatu amal anak adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai Alloh SWT selain menyembelih kurban”. (HR. Tirmidzi)
Alloh SWT mensyariatkan ibadah kurban melalui QS. Al-Kautsar : 1,2 .
           
Artinya : “1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”.
Mayoritas ulama menyatakan bahwa ibadah kurban itu adalah sunnah muakad (sunah yang sangat dianjurkan). Rosululloh SAW menegaskan : “tiga hal yang merupakan kewajiban atas ku dan sunnah atasa kalian, adalah sholat witir, nahr (qurban), dan sholat duha.”(HR. Amad, Hakim, dan Darukutni)
Dalil yang menegaskan anjuran ini sehingga menjadi sunnah muakad adalah hadits Nabi SAW : “Barang sipa yang memiliki kelonggaran dan tidak mau berkurban maka jangan lah ia mendekati tempat sholat kami”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Secara etimologi kurban berarti “mendekatkan diri” (qoroba). Kurban secara terminologi berarti berjuang secara benar atas dasar taqwa dan sabar, baik harta tenaga maupun jiwa denga tujuan mendekatkan diri kepada Alloh SWT serta memperoleh keridhoan-Nya.
Ibadah kurban mengandung unsur pendidikan kepada kita untuk bersikap dermawan, tidak rakus, dan tidak kikir. Kurban mendidik kita untuk peduli dengan sesama.
Secara simolis, kurban juga mendidik kita untuk “membunuh sifat kebingtangan”.  Seperti mau menang sendiri dan menuruti hawa nafsu.
Kurban pun mengingatkan  kita untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai, harkat dan martabat kemanusiaan. Digantinya Nabi Ismail AS dengan domba ketika  akan disembelih sang ayah, Nabi Ibrahim AS. Menyadarkan bahwa kita mengorbankan manusia di atas altar adalah perbuatan yang dilarang Alloh SWT. Dalam pandangan Islam, membunuh sesama manusia tanpa dasar yang benar sama dengan membunuh seluruh umat manusia (QS. 5 :32). Wallohu A’lam.

Sumber : Buletin Dakwah dan Informasi Pusdai Jabar (USWAH)