Setiap orang  yang hidup di dunia ini pasti pernah mendapatkan ujian. Orang-orang sering mengatakan bahwa dunia adalah ujian. Orang-orang beriman dan rajin ibadah pun tidak luput dari ujian itu. Alloh SWT berfirman :”alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarakan (saja) mengatakan :”kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengethui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut[29]:1-3)
Dalam kehidupan sehari-hari,kita akan menyaksikan semakin tinggi kedudukan atau jabatan seseorang, semakin berat pula ujian dan cobaan hidupnya. Kalau diibaratkan sebuah pohon, maka semakin tinggi dan rindang pohon itu, semakin kencang pula tiupan anginnya. Kalau tidak kuat menahan terjangan angin, pohon itu bisa tumbang. Maka kalau tidak ingin diterpa angin yang sangat kencang, jadilah rumput-rumput kecil saja. Tetapi resikonya tentu diinjak-injak setiap orang yang lewat.
Ujian Alloh kepada orang yang beriman itu banyak macamnya. Ada ujian dalam bentuk perintah, larangan, kenikantan dan musibah. Dalam bentuk perintah, ada yang bersiapat wajib dan ada yang bersifat sunnah. Perintah yang bersifat wajib seperti sholat lima waktu, zakat fitrah/mal, shaum bulan ramadhan, dan ibadah haji bagi yang mampu. Selain itu juga ada perintah yang bersifat sunnah, seperti sholat sunnah, shaum sunnah, dan lain-lain. Kalau seseorang sudah biasa melaksanakan ibadah sunnah,  maka itu menunjukan kualitas imannya sudah tinggi. Karena kalau seseorang hanya melaksanakan yang wajib saja, oleh jadi motivasinya karena takut ancaman Alloh. Tetapi kalu sudah melaksanakan ibadah sunnah, maka motivasinya bukan lagi ancaman dan siksaan, tetapi karena rasa cinta dan rasa senang dalam ibadah.
Ujian Alloh juga ada yang berbentuk larangan. Tak sedikit larangan Alloh itu merupakan kesenangan dan kegemaran hawa nafsu manusia. Dengan menghindari larangan Alloh itu, berarti kita lulus dalam ujian keimanan itu.
Ujian Alloh juga bisa berbentuk anugrah kenikmatan, seperti rezeki yang banyak, usaha lancar, keamanan terjaga dan lainnya. Apabila kita tidak mampu mensyukurinya, maka nikmat yang demikian besar itu suatu ketika bisa berubah menjai azab dan laknat. Semua keni’matan itu akan dicabut lagi oleh Alloh dan pelakunya di golongkan sebagai orang-orang yang kufur ni’mat. Inilah orang yang tidak lulus dalam ujian keimanan.
Ada juga ujian Alloh dalam bentuk musibah, seperi rezeki yang kurang lancar, badan tidak sehat, daerah kurang aman dan lain-lain. Kalau kita mampu menghadapinya dengan sabar, maka musibah ini akan menjadi pahala. Tetapi kalau tidak mampu sabar, maka kita memperoleh dua kerugian, yaitu kerugian di dunia berupa musibah, dan kerugian di akhiran berupa ketidakridloan Alloh.
Pada dasarnya dalam agama islam ini semua peristiwa yang menimpa manusia itu merupakan kebaikan. Rosululloh SAW bersabda: “perkara orang mu’min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik, dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu’min, bila tertimpa kesenangan ua bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” (HR.Muslim)
Mudah-mudahan apa yang diberikan Alloh kepada kita, baik berupa keni’matan maupun musibah, kita dapat menghadapinya dengan cara yang tepat, sehingga termasuk orang yang medapat ridlo dan bimbingan Alloh.
AMIEN.......................................