Tanya : Pak Ustadz, saya mau tanya, apakah setan dapat menyesatkan manusia dengan mengubah sunatulloh (Misal : Hukum-hukum alam dll) dan dengan demikian ikut mewarnai perkembangan iptek? Ataukah wilayah setan cuma hati manusia?. Terima Kasih.
Jawab : Setan (Syaithon) , juga manusia, tidak kuasa mengubah sunatulloh (ketentuan Alloh) seperti hukum alam. Hanya Alloh yang Mahakuasa. Wilayah setan adalah hati manusia karena hati pernggerak prilaku manusia.
Sabda Rosululloh SAW : “Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia sebagaimana perjalanan darah”.(HR.Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas berkata, setan akan menyelinap kedalam hati manusia itu dengan lupa, lalai, dan was-was. Tetapi jika ia ingat kepada Alloh, maka setan pun akan pergi.
Jadi, dalam tubuh manusia, setas memilih hati sebagai ”markas” atau “wilayah kekuasaannya”. Jika iman seseorang menguasai hatinya, maka ia akan menjadi manusia yang baik. Tetapi jika sebaliknya, setanlah yang menguasai dan manusia itu pun akan menjadi manusia yang jahat.
Cara setan menyesatkan manusia antara lain menutupi keburukan. Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”. (QS.Al-Hijr : 39).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang munkar”. (QS. An-Nuur : 21).
Wallohua’lam.
Sumber : Buletin Dakwah dan Informasi Pusdai Jabar USWAH.
Jawab : Setan (Syaithon) , juga manusia, tidak kuasa mengubah sunatulloh (ketentuan Alloh) seperti hukum alam. Hanya Alloh yang Mahakuasa. Wilayah setan adalah hati manusia karena hati pernggerak prilaku manusia.
Sabda Rosululloh SAW : “Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia sebagaimana perjalanan darah”.(HR.Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas berkata, setan akan menyelinap kedalam hati manusia itu dengan lupa, lalai, dan was-was. Tetapi jika ia ingat kepada Alloh, maka setan pun akan pergi.
Jadi, dalam tubuh manusia, setas memilih hati sebagai ”markas” atau “wilayah kekuasaannya”. Jika iman seseorang menguasai hatinya, maka ia akan menjadi manusia yang baik. Tetapi jika sebaliknya, setanlah yang menguasai dan manusia itu pun akan menjadi manusia yang jahat.
Cara setan menyesatkan manusia antara lain menutupi keburukan. Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”. (QS.Al-Hijr : 39).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang munkar”. (QS. An-Nuur : 21).
Wallohua’lam.
Sumber : Buletin Dakwah dan Informasi Pusdai Jabar USWAH.